PENGAMBILAN DARAH PADA
VENA DAN ARTERI
OLEH : VIVIAN R I SEBAYANG (092019006)
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
Tujuannya : Agar Mengetahui Teknik Pengambilan Darah Vena dengan tujuan Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
Pengambilan sampel darah itu berhubungan sama yang namanya phelebotomy, berasal dari bahasa Yunani,yaitu phleb dan toma.Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mngiris/memotong. Phelebotomy artinya proses mengeluarkan darah.
Pengambilan sampel darah itu berhubungan sama yang namanya phelebotomy, berasal dari bahasa Yunani,yaitu phleb dan toma.Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mngiris/memotong. Phelebotomy artinya proses mengeluarkan darah.
pengambilan darah itu ada 3 macam,yaitu :
- melalui tusukan vena(venipuncture)
- tusukan kulit(skinpuncture)
- tusukan arteri atau nadi
A. Pengambilan darah melalui Vena
Pengambilan darah vena diutamakan mengambil didaerah median
cubital,karena vena ini terletak lebih dekat dengan permukaan kulit,cukup
besar,dan tidak ada pasokan saraf besar.Dan apabila tidak memungkinkan
pengambilan darah dibagian ini dapat dilakukan dibagian vena cephalica atau
juga vena basilica.
Pengambilan pada vena basilica harus dilakukan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri braschialis dan syaraf median.Berikut gambar
vena median cubital,vena cephalica,dan vena basilica.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:
Lengan pada sisi mastectomy(bekas luka bedah)
Daerah edema(pembengkakan bagian tubuh/cairan)
Hematoma(daerah darah keluar berlebih)
Daerah dimana darah sering ditransfusikan
Daerah bekas luka
Daerah dengan cannula,fistula,atau cangkokan vascular(saluran darah yg pd saat terbuka)
Daerah intra-lines. pengambilan darah didaerah ini menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu
ALAT & BAHAN
Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :
1. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk
pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan volume
tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur
jumlah darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml,
5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian
cairan sonde atau syring pump.
2. Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel,
biasanya terbuat dari karet sintetis yang bisa merenggang. Digunakan
untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang akan
dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah
untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk
menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah
proses penyedotan darah kedalam spuit.
3. Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang
mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol.
Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang
dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area
penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
4. Needle, Wing Needle
Ialah ujung spuit atau jarum yang
digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat non fixed
atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena
yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki
pengambilan dengan jaru kecil.
5. Vacuum Tube
Tabung vakum pertama kali dipasarkan
dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi
yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung
dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan
berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
6. Blood Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak
bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan
dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk
efisiensi biaya.
7. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan
luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses penyembuhan luka dan
mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
BAHAN :
- Alkohol 75%
CARA KERJA PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN SPUIT/SYRING:
1.
Persiapkan alat2 yg digunakan:spuit,kapas alcohol
70%,tourniquet,plester,dan tabung
2.
Lakukan pendekatan dengan pasien dengan tenang
dan ramah
3.
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan
data dilembar permintaan
4.
Verfikasi keadaan pasien,misalnya puasa atau
konsumsi obat,catat bila pasien sedang puasa atau konsumsi obat
5.
Minta pasien meluruskan lengannya,pilih lengan
yg banyak melakukan aktifitas
6.
Minta pasien mengepalkan tangannya
7.
Pasang tourniquet kira2 10 cm diatas lipas siku(3
jari)
8.
Pilih bagian median cubital atau basilica atau
cephalica.Lakukan perabaan untuk memastikan posisi vena,vena teraba spt pipa
kecil,elastis,dan memiliki dinding tebal.Jika vena tida teraba,lalukan
pengurutan dari arah pergelangan kesiku,atau kompres dgn air hangat slm 5 menit
didaerah lengan
9.
Bersihkan kulit pd bagian yang akan diambil
darah dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
10.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum
menghadap keatas(40o ).jika jarum telah masuk kedalam vena,akan
terlihat darah masuk kedalam spuit(dinamakan flash).Usahakan sekali tusuk kena
11.
Letakkan kapas kering ditempat suntikkan lalu
lepaskan tourniquet lalu segera lepaskan/tarik jarum.Tekan kapas beberapa saat
lalu kenakan plester kira2 15 menit.
JANGAN MENARIK JARUM SEBELUM TURNIQUET DIBUKA.

PENGAMBILAN DARAH VENA DENGAN TABUNG VAKUM
Tabung
vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson)
di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi
yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung
dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan
berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah
jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior
digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan
pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga
dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir
berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada
saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan
ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa
tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung
secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk
keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah
pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel
pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada
orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan
(kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin
bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
- Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
- Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
- Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
- Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
- Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
- Minta pasien mengepalkan tangan.
- Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
- Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
- Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
- Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
- Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
- Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
- Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
- Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
- Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
- Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
- Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
- Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
- Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
- Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
- Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
- Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
- Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan jamur
Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi)
Catat identitas pasien, nama dokter yang memberi order, waktu pengambilan sampel, jumlah sampel yang diambil, suhu pasien, area tusukan, catat waktu yang diterapkan pada area untuk mencegah perdarahan, tentukan tipe dan jumlah untuk terapi oksigen jika pasien menerima terapi. Catat respon klien. Tanda tangan dan nama perawat yang melaksanakan tindakan.
B. PENGAMBILAN DARAH ARTERI
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan
untuk mengambil darah arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik
jantung yang berdinding tebal dan kaku. Sedangkan analisa gas darah
adalah prosedur untuk menilai tekanan parsial oksigen, karbondioksida dan
pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri. Mengambil sampel darah arteri
membutuhkan suntikan perkutan pada arteri brachialis, radial atau femoralis.
Juga bisa didapatkan dari arterial line.
Tujuan
Pengambilan darah
arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan
untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta kondisi yang
mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan
mengeleminasi karbondioksida dari darah.
Tekanan
parsial oksigen (PO2)
normal
: 75-100 mmHg, biasanya menurun sesuai pertambahan usia
Tekanan
parsial karbondioksida (PCO2) normal : 35-45 mmHg
pH
normal
: 7,35-7,45
Saturasi
oksigen
(SaO2)
: 94-100%
Kandungan
oksigen
(O2CT)
: 15-23 volume%
Konsentrasi
Bikarbonat
(HCO3-)
: 22-26 millimols per liter (mEq/liter)
Lokasi Pengambilan Darah Arteri
Bagian tubuh yang dapat digunakan sebagai lokasi pungsi atau tempat pengambilan darah arteri
bervariasi, diantaranya adalah :
1.
Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan
allen’s test)
2.
Arteri brakialis
3.
Arteri femoralis
4.
Arteri tibialis posterior
5.
Arteri dorsalis pedis
Peralatan
1. AGD kit:
Spuit
spesifik untuk mengambil darah yang akan digunakan untuk analisa gas darah.
Jarum
20 G 1 ¼ “
Jarum
22 G 1”
1
ml ampul carian heparin (1:1000)
2. Sarung
tangan
3. Spuit 5
ml dan 10 ml
4. Alcohol
or poviodine-iodine pad
5. 4x4
gauze pads
6. Penutup
karet untuk spuit
7. Tas
plastik atau wadah berisi es
8. Label
9. Format permintaan
laboratorium
Banyak fasilitas kesehatan yang menggunakan AGD kit yang terdiri
atas semua yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur ini termasuk tempat yang
sudah berisi es untuk membawa sampel ke laboratorium. Namun jika tidak ada,
gunakan basin emesis yang bersih dan mangkuk styrofoam untuk meletakkan es
didalamnya, atau tas plastik untuk membawa sampel ke lab.
Prosedur Tindakan
1. Cek
identitas pasien. Beritahu pasien bahwa anda akan melakukan pengambilan sampel
AGD dan jelaskan tujuan serta prosedurnya. Beritahukan bahwa
spesimen akan diambil dari arteri, jaga privasi
klien, dan atur posisi klien dalam posisi supinasi atau semi fowler.
2. Siapkan
peralatan. Beri label syringe dengan nama pasien, nomor ruangan, nama dokter,
tanggal dan waktu pengambilan, inisial pelaksana AGD. Beri heparin pada
spuit.
3. Lakukan
cuci tangan dan pakai handskun untuk meminimalkan penyebaran mikroorganisme.
4. Membersihkan
kulit di area tusukan dengan kapas alcohol. Tangan klien harus ditekuk
sedikit atau letakkan handuk kecil yang digulung di bawah pergelangan
tangan. Hal ini membawa arteri radial lebih dekat ke permukaan. Ekstensi
berlebihan pada pergelangan tangan harus dihindari karena dapat menutup jalan
denyut nadi.
5. Palpasi
denyutan dengan telunjuk dan jari tengah. Setelah menemukan sensasi denyutan
terkuat, sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan jari tengah. Hal ini akan
mencegah arteri berubah posisi ketika dilakukan tusukan.
6. Suntikan harus dengan sudut 45° atau kurang di
tangan berlawanan, seperti memegang pensil atau sebuah anak panah. Penempatan
paralel dekat jarum tersebut akan meminimalkan trauma arteri dan memungkinkan
serat otot polos untuk menutup lubang tusukan setelah jarum ditarik.
7. Sementara
memfiksasi arteri dan dengan sudut jarum mengarah ke atas, masukkan jarum ke
tepat di bawah permukaan kulit. Sekarang dorong jarum perlahan-lahan sampai
terlihat denyut berkedip darah di pusat jarum. Berhenti dan pertahankan posisi
ini sampai terkumpul 2-4 cc darah dalam alat suntik.
8. Jika jarum
masuk terlalu jauh, tarik perlahan-lahan sampai mengalir darah ke jarum suntik.
Seharusnya tidak perluada aspirasi darah ke jarum suntik sebab tekanan arteri
akan mengisi otomatis alat suntik. Hanya dalam jika digunakan jarum gauge kecil
(misalnya 25 gauge), atau pasien hipotensi, sebaiknya dilakukan aspirasi jarum
suntik.
9. Setelah
mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik jarum dan terapkan tekanan ke
area tusukan dengan ukuran 4 × 4. Setelah tekanan diterapkan selama 2 menit,
periksa area untuk perdarahan, aliran, atau rembesan darah. Jika ada, terapkan
tekanan sampai pendarahan terhenti. Waktu kompresi lama akan diperlukan untuk
pasien pada terapi antikoagulan atau yang memiliki gangguan perdarahan.
10. Lepaskan jarum dari alat suntik.
Jarum tidak boleh disumbat, bengkok, atau sengaja dirusak karena bahaya tusukan
diri. Semua jarum harus ditempatkan dalam wadah tahan tusukan (umumnya dikenal
sebagai wadah benda tajam).
11. Sangat penting bahwa gelembung
udara yang dikeluarkan dari spuit gas darah karena dapat mengubah hasil gas
darah. Pegang jarum suntik tegak lurus dan tekan jarum suntik dengan lembut
sehingga gelembung udara naik ke bagian atas jarum suntik sehingga dapat
dikeluarkan.
12. Cap jarum suntik dan letakkan
spuit dalam kantong es (mendinginkan sampel akan mencegah metabolisme lebih
lanjut dari darah). Pasang slip
laboratorium untuk tas, dan bawa sampel ke laboratorium. Jika akan menganalisis sampel, harus dilakukan
sesegera mungkin.
13. Lepas sarung tangan dan lakukan
cuci tangan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dan lakukan pendokumentasian.
Hal-hal yang harus dicatat setelah
tindakan (dokumentasi)
Catat identitas pasien, nama dokter yang memberi order, waktu
pengambilan sampel, jumlah sampel yang diambil, suhu pasien, area tusukan,
catat waktu yang diterapkan pada area untuk mencegah perdarahan, tentukan tipe
dan jumlah untuk terapi oksigen jika pasien menerima terapi. Catat respon
klien. Tanda tangan dan nama perawat yang melaksanakan tindakan.













